Minggu, 30 Desember 2012

Erosivitas hujan

          Proses erosi berhubungan erat dengan energi. Oleh karena itu, beberapa ahli menggunakan energi kinetik sebagai indeks erosivitas. Energi kinetik mempunyai korelasi yang sangat tinggi dengan erosi.
          Weischmeir dan Smith (1978) menggabungkan energi kinetik dan intensitas maksimum selama 30 menit (I30) sehingga dalam PUKT nilai EI30 digunakan sebagai indeks erosivitas Hujan.
          Hujan di daerah tropik ternyata jauh lebih tinggi daripada di daerah temperate. Di daerah tropis curah hujan 1500 mm/tahun dikatakan beriklim kering, sedangkan di daerah temperate curah hujan 750 mm/tahun sudah dikatakan mempunyai curah hujan yang tinggi

Sabtu, 29 Desember 2012

You can make me disappoint
But, You can`t make fall
You can make me sick 
But, You can`t make me give up

This Is My feel
If You can`t Accept , 
Is Your Choice
Sing penting i will tell you my Hearts

Jumat, 28 Desember 2012

Cinta & Benci Karena Allah


Cinta dan Benci karena Allah. Dengan kecintaan semacam itulah seorang hamba akan bisa meraih manisnya iman. Setiap mukmin tentu mencintai Allah. Karena Allah lah yang paling berjasa kepada umat manusia dan alam semesta seluruhnya. Konsekuensi dari kecintannya kepada Allah adalah dia akan mencintai apa yang Allah cintai dan membenci apa yang Allah benci. Maka, dia akan mencintai keimanan, ketaatan, dan sunnah. Sebagaimana dia akan membenci kekafiran, kemaksiatan, dan bid`ah.

Kamis, 27 Desember 2012

PENANAMAN (Pembuatan Hutan Tanaman)

Mengapa Harus Membuat Hutan Tanaman (Artificial Forest)

  1. Hutan alam kuantitas dan kualitas makin menurun.
  2. Biaya pembalakannya mahal
  3. Lokasinya tersebar
  4. Kebutuhan kayu meningkat seiring dengan pertambahan penduduk,
       sementara produksi kayu menurun drastis (kurang dari setengah kebutuhan)
  5. Perlu dicari terobosan untuk memenuhi kebutuhan tersebut
  6. Adanya tantangan kedepan yaitu eras pasar bebas dan ekolabel
  7. Jalan terdekat dan terbaik adalah membangun hutan tanaman yang produktif,
      kompetitif efisien dan lestari



Bagaimana cara memilih jenis yang tepat:


Persyaratan :Memiliki nilai jual yang tinggi dan sesuai dengan tujuan pengelolaan Mampu beradaptasi dengan lingkungan pertumbuhannya Tahan terhadap serangan hama dan penyakit Produksinya tinggi (riapnya tinggi).Disukai oleh masyarakat (pasar)Teknik budidayanya telah dikuasai

Selasa, 25 Desember 2012

Berbagai Metode Pendugaan Erosi

Pendugaan erosi merupakan hal yang sangat penting dan perlu dilakukan dengan tujuan :

a. Untuk mengetahui tingkat erosi yang terjadi
b. Untuk memprediksi erosi
c. Untuk perencanaan konservasi tanah dan air
d. Untuk menentukan biaya
e. Untuk memantau tingkat erosi
f. Untuk keperluan evaluasi kesesuaian lahan

Pendugaan erosi dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain:
a. Pengamatan di lapangan
b. Pengamatan di laboratorium
c. Dengan menggunakan metode tongkat
d. Plot kecil
e. USLE
f. AWLR
g. AGNPS
Selain itu masih banyak model-model lainnya seperti CREAMS, ANSWERS, SILSOE, dan lain-lain.



Sumber : Kusmandari,Ambar. 2011.Konservasi Tanah Dan Air.Fakultas Kehutanan UGM.Yogyakarta

Senin, 17 Desember 2012

PRESENTASI

Presentasi

Perencanaan:
1. Situation/Waktu dan tempat
2. Purpose/Tujuan presentasi
3. Audience/Peserta presentasi
4. Method/Cara presentasi

Tipe Presentasi:
1. Informatif/Memberi informasi baru
2.Persuasif/Mengubah prilaku
3. Entartain/Menghibur

Persiapan:
1. Memilih topik
2. Membuat presentasi
        - Bentuk materi
        - Outline/kerangka materi
        - kuantitas dan kualitas materi
        - Pola ukuran materi

Tips:
1. Jumlah slide sebanyak-banyaknya 15
2. Sistematis dengan font yang sesuai
3. Diksi sesuai dengan pengertian kata akurat
4. Latarbelakang ditetapkan secara sistematik
5. Hyperlink dapat dipakai untuk menyiasati teks panjang.

Subsatansi:
1. Pembuka (indentitas)
2. Pemetaan materi (mind mapping)
3. Uraian materi
4. Pengembangan materi
5. Contoh-contoh yang relevan
6. Ilustrasi yang sesuai
7. Referensi
8. Sumbang saran (tanya jawab)
9. Penutup

Font:
1. Sedapat mungkin digunakan hanya 1 font untuk kesusaian teks dalam slide
2. Ukuran font judul/subjudul antara 45-60
3. Ukuran font teks antara 24-34
4. Teks yang disajikan diupayakan singkat
5. Warna font harus kontras dengan latarbelakang slide

Wallpaper:
1. Wallpaper ditetapkan dengan 1 tema saja.
2. Wallpaper yang dipakai harus representatif (jelas,terang,fokus dan selektif)
3. Wallpaper diatur dengan ketersediaan ruang dalam slide secara efektif
4. Jika wallpaper dipakai sebagai latarbelakang slide warna font harus kontras agar tingkat viabilitas tinggi


Rabu, 11 April 2012

Macam - Macam Kayu Dalam Satu Pohon

Kayu Gubal

   > Bagian kayu yang masih hidup selama tumbuhan/pohon melakukan aktivitas fisiologisnya dan 30-40 % sel-selnya masih hidup.
   > Berfungsi: untuk mengalirkan air dan unsur-unsur hara yang terlarut didalamnya dari tanah ke tajuk pohon.
   > Tebal/lebar kayu gubal bervariasi antara 0,5 - 5 cm.
   > Umumnya mempunyai warna putih atau muda.











Gambar. Kenampakan Kayu Gubal dan Kayu Teras Pada Penampang Melintang


Kayu Teras

   > Bagian kayu yang telah mati dan semua sel-selnya telah mati.
   > Berfungsi untuk kekuatan mekanis.
   > Tebal/lebar kayu gubal makin besar dengan semakin tua umur pohon.
   > Umumnya mempunyai warna lebih tua atau gelap.

 Perbedaan Kayu Teras dengan Kayu Gubal

  1. Kayu teras umumnya memiliki warna lebih gelap/tua dibandingkan dengan kayu gubal. Hal ini terjadi karena kayu teras mengandung ekstraktif yang berwarna gelap.
  2. Kayu teras lebih tahan terhadap serangan oeganisme perusak kayu seperti cendawan dan serangga dibandingkan kayu gubal. Hal ini karena adanya beberapa ekstraktif yang terkandung dalam kayu teras bersifat racun yang mematikan bagi cendawan atau serangga.
  3. Kayu teras lebih sukar untuk diawetkan dibandingkan kayu gubal. hal ini karena pada kayu teras :
      a. Memiliki ekstraktif minyak, lilin dan resin yang sukar ditembus oleh cairan bahan pengawet
      b. Adanya sumbatan tilosis pada sel pembuluh kayu teras.
      c. Terjadinya aspirasi noktah pada kayu teras.
   4. Kayu teras memiliki bau yang khas yang disebabkan oleh adanya senyawa ekstraktif aromatik yang tidak dimilik oleh kayu gubal.
   5. Kayu teras memiliki berat jenis yang lebih tinggi dibandingkan kayu gubal karena adanya zat-zat ekstraktif yang cukup banyak terdapat pada kayu teras sehingga menambah beratnya per satuan volume.

Selasa, 10 April 2012

Pertumbuhan Pohon

1. Pertumbuhan Primer
       Pertumbuhan Primer adalah Pertumbuhan pohon yang terjadi pada bagian ujung batang atau pucuk pohon sebagai akibat dari aktivitas meristem apikal. Pertumbuhan yang dilakukan Pohon untuk menambah tinggi sehingga sering juga disebut sebagai pertumbuhan meninggi. Pertumbuhan meninggi terjadi sebagai akibat aktivitas pembelahan sel yang terjadi terus menerus oleh jaringan meristem pucuk yang dikenal dengan meristem apikal atau titik tumbuh apikal. Meristem apikal adalah jaringan yang bersifat membelah yang terletak pada ujung batang, ujung cabang dan ujung akar. Pembentukan sel sel yang aktif selama musim tumbuh terbatas pada ujung-ujung meristem apikal. Daerah ini kadang-kadang disebut promeristem. Lapisan promeristem ini terdiri atas sekelompok sel meristem.
       Pertumbuhan meninggi ini disebut sebagai pertumbuhan primer karena merupakan pertumbuhan yang pertama kali dilakukan oleh pohon. Oleh karena itu jaringan yang dihasilkan oleh pertumbuhan primer ini disebut juga jaringan jaringan primer. Pertumbuhan primer ini selain terjadi pada ujung batang juga terjadi pada ujung cabang, ujung ranting dan juga pada ujung akar.
       Pertumbuhan primer ini tidak menambah besarnya batang pokok yang bercabang-cabang. Oleh karenanya jaringan-jaringan primer tersebut akan mengalami perubahan bentuk apabila menjadi dewaasa (dibawah pucuk)

2. Pertumbuhan Sekunder
       Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan pohon yang terjadi pada bagian tengah batang pohon sebagai akibat dari aktivitas pembelahan sel yang terjadi terus menerus oleh jaringan meristem lateral atau yang disebut juga kambium vaskuler. Pertumbuhan yang dilakukan pohon untuk menambah ukuran diameter batang pohon sehingga sering juga disebut sebagai pertumbuhan menebal.
       Pertumbuhan menebal ini disebut sebagai pertumbuhan sekunder karena merupakan pertumbuhan yang dilakukan setelah terjadinya pertumbuhan primer pada pohon. Oleh karena itu jaringan yang dihasilkan oleh pertumbuhan sekunder ini disebut juga jaringan sekunder. Pertumbuhan sekunder ini selain terjadi pada tengah batang juga terjadi pada bagian tengah cabang dan bagian tengah ranting.

Jumat, 06 Januari 2012

 Perlu adanya RHL(Rehabilitasi Hutan dan Lahan) di Indonesia 


 



1. Indonesia memiliki Kawasan hutan yang sangat luas (120,35   
     juta Ha), setara dengan 4 negara besar di Eropa (Inggris,
    Jerman, Perancis dan Finlandia).
2. Hutan Indonesia berperan penting sebagai sistem penyangga
    kehidupan dan penggerak perekonomian.
3. Tekanan terhadap SDH sangat mengkhawatirkan. Kini
    terdapat 43 jt Ha hutan/lahan rusak dengan laju 1,6 – 2,1 jt
    ha/thn mencerminkan eksploitasi SDH dilakukan semenamena,
    salah urus, dan melampaui daya dukung.
4. Kerugian finansial penebangan liar lebih dari 30 trilyun per
    tahun dan berdampak luas (kerusakan ekosistem dan mutu
    lingkungan, hilangnya biodiversity, terganggunya kehidupan
    masyarakat, hilangnya pendapatan serta mengancam kehidupan
    berbangsa).
5. Upaya penanggulangan kerusakan hutan dan
    lahan tidak sebanding dengan laju kerusakan dan
    umumnya top down planning dan memiliki banyak
    kelemahan.
6. Dunia internasional memberikan perhatian
    istimewa terhadap pelestarian hutan Indonesia
    dan menjadi isu penting dari proses negosiasi.
    Pembangunan Hutan Tanaman (termasuk RHL)
    salah satu prioritas kebijakan Dephut s/d 2004
7. Kebijakan otonomi memberikan kewenangan luas
    bagi Daerah utk merencanakan/melaksanakan
    program pembangunan termasuk RHL. Perlu
    fasilitasi agar daerah lebih mengenal kondisi
    hutan dan lahan di wilayahnya hingga muncul
    komitmen bersama terhadap penanganan SDH
    dan lahan ke depan.
8. Pelaksanaan fisik RHL melalui mekanisme DAK-DR perlu didukung
    dengan perencanaan lokasi, kebijakan, strategi, kelembagaan dan
    koordinasi (hulu-hilir) penanganan RHL yang baik.
9. Guna mewujudkan pelaksanaan RHL yang efektif, efisien & terarah
    (tepat lokasi/sasaran, ekonomis, bermanfaat), perlu disusun perencanaan
    RHL yang terpadu, transparan, partisipatif, bertanggunggugat
    yang memperhatikan aspirasi dan kekhasan daerah dalam
    bentuk Master Plan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (MP-RHL) Daerah
    berbasis wilayah administratif dengan tetap berpatokan pada
    rencana RHL berbasis DAS.
       seperti contoh dibawah ini :