Minggu, 31 Maret 2013


Para peneliti telah menemukan satu potensi negatif terhadap perubahan iklim: perairan hangat bisa membuat ikan mengakumulasi merkuri lebih, meningkatkan risiko kesehatan bagi orang yang makan makanan laut.

Seperti ikan kecil memakan organisme laut kecil, zat kimia yang disebut methylmercury menumpuk di tubuh mereka. Methylmercury kemudian akan diteruskan dalam rantai makanan untuk ikan yang lebih besar, mencapai konsentrasi yang lebih tinggi dan lebih tinggi. Mercury telah dikaitkan dengan semua jenis penyakit pada manusia, termasuk serangan jantung dan masalah perkembangan otak.

Tim tersebut meneliti killifish di kolam garam rawa sepanjang pantai Maine. Beberapa kolam renang yang alami lebih hangat daripada yang lain. Para peneliti juga terkena killifish suhu yang berbeda di laboratorium, mulai dari 15 sampai 27 derajat Celcius.

Ikan di kolam hangat memiliki kadar methylmercury yang lebih tinggi dalam jaringan mereka, para peneliti melaporkan dalam jurnal PLOS ONE. Dan ikan disimpan di 27 derajat Celcius di laboratorium juga akumulasi methylmercury lebih daripada yang disimpan pada suhu yang lebih rendah.

Para penulis menyarankan bahwa pola ini muncul karena ikan di perairan hangat "makan lebih banyak dan tumbuh kurang dari ikan yang terkena suhu yang lebih rendah." The merkuri ekstra akhirnya bisa melakukan perjalanan ke rantai makanan untuk ikan di piring makan orang.

 — Roberta Kwok | 20 March 2013
Source: Dijkstra, J.A. et al. 2013. Experimental and natural warming elevates mercury concentrations in estuarine fish. PLOS ONE doi: 10.1371.journal.pone.0058401.

Jumat, 29 Maret 2013

Fungsi dan Manfaat Ekosistem Mangrove

Ekosistem mangrove adalah suatu ekosistem yang berkembang di daerah pantai yang berair tenang dan terlindung dari pengaruh ombak besar sera eksistensinya bergantung kepada adanya aliran air laut dan aliran air tawar dari darat. Komponen tumbuhannya sebagian besar berupa jenis-jenis pohon yang keanekaragamannya jauh lebih kecil daripada ekosistem hutan darat. komponen hewannya sebagian besar berupa hewan avertebrata (hewan tidak bertulang belakang). Sebagian besar biota ini hanya terdapat dalam ekosistem mangrove dan sebagian kecil terdapat juga dalam ekosistem lain. Ekosistem mangrove berbatasan dengan darat pada batas jangkauan air pasang tinggi sehingga ekosistem ini merupakan daerah transisi dan karenanya dipengaruhi oleh faktor-faktor laut dan darat.

1. Fungsi Ekologi

       Model ekosistem mangrove menurut LUGO & SNEDAKER (1974) yang melukiskan komponen strukturan dan fungsional penting dalam ekosistem mangrove serta sumber utama energi luar dan tekanan-tekanan yang mempengaruhi sistem. Model ini terdiri atas (a) dua kompartemen (bagian di atas tanah dan dalam tanah), (b) dua sumber energi luar (matahari dan aliran permukaan dari hulu yang mencakup juga curah hujan), (c) lima proses mangrove (produktivitas primer, pernafasan di atas tanah, pernafasan dalam lumpur, pendauran hara mineral, dan ekspor bahan organik ke esturia atau ke ekosistem lain yang sinambung), dab (d) faktor-faktor tekanan yang potensial (seperti kanalisasi, drainase, sedimentasi, angin topan, herbisida, dan penambahan panas). Ekosistem mangrove dapat digambarkan sebagai rangkaian dua tempat penyimpanan (struktur di atas tanah dan lumpur) yang dihubungkan oleh pendauran bahan, dan digerakkan oleh interaksi antara matahari dan bahan melalui proses fotosintesis. Dalam setiap tempat penyimpanan ini terjadi respirasi yang menggunakan produk fotosintesis sebagai bahan dasarnya.

Rabu, 20 Maret 2013

Penggergajian Kayu
merupakan suatu usaha untuk mengubah kayu bulat menjadi kayu gergajian.

Proses penggergajian log menjadi kayu bertujuan yaitu:
1. Meningkatakan/harga kayu
    pengolahan log menjadi kayu gergajian memberikan nilai tambah bagi produk kayu tersebut meskipun
    rendemen atau recovery dari proses penggergajian kayu hanya berkisar antara 40 - 65%, namun nilai
    tambah dari kayu gergajian masih dapat memberikan keuntungan bagi industri ini setelah dikurangi biaya
    produksi.
2. Mengurangi biaya angkut
    menghilangkan sebagian bahan log sebagai sebetan atau serbuk kayu limbah melalui proses penggergajian 
    tentunya akan mendapatkan kayu gergajian dengan berat yang lebih ringan bila dibandingkan dengan berat 
    log asalnya. karenanya ongkos pengangkutan kayu gergajian akan lebih murah bila dibandingkan biaya 
    pengeriman lognya.
3. Menyediakan kayu siap pakai kepada konsumen
    kayu gergajian diproduksi dengan dimensi tebal, lebar dan panjang yang bervariasi sesuai dengan 
    kebutuhan. karenanya penggergajian kayu bisa dikatakan dapat menyediakan produk kayu yang siap
    digunakan konsumen.
4. Meningkatkan pemanfaatan kayu
    pemanfaatan kayu gergajian lebih besar dibandingkan lognya. berbagai produk kayu bisa dihasilkan dari
    kayu gergajian, seperti mebel, komponen interior dan eksterior rumah, konstruksi dan sebagainya.
5. Menambah lapangan kerja
    penggergajian kayu memerlukan operator dan pekerja yang dapat bekerja selama proses produksinya
    yang jumlahnya tergantung dari kapasitas produksi pabriknya.

Jumat, 15 Maret 2013


Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa pengasaman laut akan menipis kerang dari beberapa organisme laut. Sekarang sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa kerang akan menderita efek samping yang lain: Benang yang melampirkannya ke batu akan melemah.

Dioksida tingkat yang lebih tinggi karbon di atmosfer berarti tingkat tinggi CO2 di dekat permukaan laut juga. Bahwa peningkatan CO2 menyebabkan pH air turun, sehingga lebih asam. Beberapa kerang menggunakan kaku, struktur elastis yang disebut benang byssal untuk latch ke permukaan, dan peneliti ingin mengetahui apakah pengasaman laut akan melonggarkan cengkeraman organisme '.

Tim mengumpulkan kerang dari San Juan Island, Washington dan terkena mereka untuk tingkat pH yang berbeda. Benang byssal kerang pada pH 7,5 pecah lebih mudah daripada benang kerang pada pH 8,0, para peneliti melaporkan dalam Perubahan Iklim Alam. Benang juga tidak bisa meregangkan sejauh dalam kondisi pH rendah. Secara keseluruhan, kemampuan kerang untuk bertahan tetes sebesar 35 sampai 41 persen dalam air lebih asam, penulis memperkirakan.

Kerang melemah bisa menjadi berita buruk bagi ekosistem laut dan produsen makanan laut. Pengasaman akan "meningkatkan risiko dislodgement di habitat alami dan kultur suspensi komersial," tulis tim. - Roberta Kwok | 11 Maret 2013

Sumber: O'Donnell, M.J., M.N. George, dan E. Carrington. 2013. Mussel lampiran byssus melemah akibat pengasaman laut. Nature Climate Change doi: 10.1038/nclimate1846.

Rabu, 06 Maret 2013

 Jakarta, 5 Maret 2013. Uni Eropa secara resmi mengaktivasi Kebijakan atas Industri Perkayuan di wilayah Uni Eropa (EUTR – EU Timber Regulation) secara resmi sejak 3 Maret 2013. Kebijakan ini diterbitkan guna menghentikan masuk dan dipakainya kayu haram di 27 negara-negara anggota Uni Eropa.
 
EUTR mengharuskan para importir kayu di Eropa untuk memastikan bahwa kayu yang mereka impor ke wilayah EU berasal dari sumber-sumber yang legal. Perusahaan pengimpor diwajibkan  memiliki sistem mumpuni guna melacak asal muasal semua produk kayu—termasuk pulp dan kertas—serta menganalisis legalitas produksi tersebut sesuai peraturan dari negara asalnya. Dengan diaktifkannya kebijakan tersebut, penegak hukum di negara-negara Uni Eropa sekarang dapat menyita kayu haram yang masuk dan menjatuhkan hukuman bagi importir dan pedagang yang melanggar.
 
Kebijakan ini sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia yang telah lama mendorong negara-negara pengimpor kayu dan produk perkayuan agar tidak menjadi pasar kayu haram dari Indonesia, baik yang langsung dikirim dari Indonesia maupun yang melalui negara-negara perantara. 
 
WWF menyambut baik terbitnya kebijakan ini. Sejak 2010, setidaknya dua laporan penting mengenai kayu haram yang masuk ke wilayah Uni Eropa telah dirilis WWF untuk mendukung advokasi EUTR. Kayu haram membawa kerugian besar secara ekonomis, yang nilainya diperkirakan mencapai Rp 300 triliun menurut UNEP. Di samping itu, praktik ilegal tersebut mengancam kehidupan masyarakat di sekitar hutan, kelestarian hutan alam, serta keragaman hayati dan ekosistem penting yang terdapat di dalamnya.
 
Indonesia relatif diuntungkan dengan adanya implementasi EUTR dan diharapkan dapat menambah nilai perdagangan kayu dari Indonesia yang akan meningkatkan devisa. Sejak 2009, Pemerintah menerapkan secara luas verifikasi legalitas kayu (SVLK) dan sampai saat ini sudah diterapkan di lebih dari 200 perusahaan di seluruh Indonesia.
 
WWF-Indonesia, melalui inisiatif GFTN (Global Forest & Trade Network) mendorong pengelolaan hutan lestari dan pemenuhan/pembelian bahan baku kayu yang ramah lingkungan. WWF bekerja sama dengan pelaku usaha melalui upaya pendampingan dan edukasi. Kini GFTN telah memiliki 38 anggota dengan cakupan area hutan yang keanggotaannya mencapai hampir 2 juta hektar di Indonesia. 
 
“Pemberlakuan EUTR ini jelas membantu upaya konservasi di Indonesia. Semestinya akan semakin banyak perusahaan kehutanan  yang menerapkan tata kelola kayu dengan benar, sehingga program yang digawangi GFTN akan semakin relevan,” ujar Nazir Foead, Direktur Konservasi WWF-Indonesia. Nazir menambahkan, walaupun hal tersebut merupakan sebuah kemajuan, EUTR baru melihat sebatas pemenuhan legalitas produk, belum melihat apakah produk tersebut dihasilkan dengan cara yang lestari atau tidak. 
 
“Identifikasi dan pengelolaan hutan bernilai konservasi tinggi misalnya, bukan obyek yang dilindungi EUTR, sehingga walaupun kebijakan ini adalah langkah positif, namun permintaan pembelian produk-produk hijau dari Indonesia tetap perlu didorong," tegas Nazir.

Selasa, 05 Maret 2013


Wild insects are more important than domesticated honey bees for boosting crop yields, a study in Science suggests.
Farmers often bring honey bee colonies to their fields to pollinate crop plants. But wild pollinating insects, such as bumblebees and butterflies, also can improve yields. Since wild pollinators are on the decline, the study authors wanted to find out how big a role these bugs played in crop growth.
The team studied 600 fields covering 41 crop systems in North America, South America, Europe, Asia, Africa, and Australia. The farms grew everything from coffee to watermelons and had varying levels of honey bees and wild insects. The researchers measured how often the bugs visited flowers, the amount of pollen deposited, and “fruit set,” or the development of flowers into mature seeds or fruit.
Wild insects increased fruit set in every crop system, while honey bees did so in 14 percent of the systems, the team found. And visits from wild insects increased fruit set twice as much as visits from honey bees.
The researchers saw a benefit from wild pollinators even if a field was well-stocked with honey bees. That result suggests that “managed honey bees supplement the pollination service of wild insects, but cannot replace it,” the authors write. To maintain this valuable service, farmers will need to adopt wildlife-friendly practices such as restoring patches of natural landscape in their fields. — Roberta Kwok | 28 February 2013
Source: Garibaldi, L.A. et al. 2013. Wild pollinators enhance fruit set of crops regardless of honey bee abundance. Science doi: 10.1126/science.1230200.

Minggu, 03 Maret 2013

Produk Minyak-minyakan

A. Produk Minyak Atsiri
     - Encer
     - Bening/Jernih
     - Distilasi/Ekstraksi
     - Semua Bagian Tumbuhan
     - Obat,makanan,kosmetik

Contoh :
     - Ekalips, Minyak Kayu Putih, Nilam (hampir semua bisa diolah tetapi tetap
        proporsi daun lebih banyak), Cengkeh > Daun
     - Kenanga, ylang-ylang > Bunga
     - Cendana (terasnya muncul setelah 12 thun, klw dibuat patung harganya mahal)
        > Kayu
     - Kulit Wangi (Kulit)
     - Akar wangi (akar), dll.

A.1 Minyak Kayu Putih
     Asal  - Dari Daun
                - Alam/Tanaman kayu putih
                - Distilasi
     Hasil    - Rendemen 0,5 - 1,4 %
     Potensi - Hutan Alam       > lebih 90 % : kurang 2,5 ton/ha
                 - Hutan Tanaman > d Jawa : 2,5 - 4,0 ton/ha